Kurang lebih 1,7 kilometer di sisi timur Candi Borobudur atau 1.1 kilometer di sisi barat Candi Mendut, ada sebuah candi kecil tersembunyi dikelilingi rumah warga. Nama candi tersebut adalah Candi Pawon, yang merupakan salah satu situs peninggalan masa klasik dari Dinasti Syailendra.
Lokasi Candi Pawon yang berada di sumbu garis antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, mengisyaratkan adanya kesatuan perlambang. Ketiga candi ini pun memiliki kemiripan motif pahatan, sehingga kemudian turut mendasari anggapan bahwa ketiganya dibangun pada abad yang sama.
Poerbatjaraka beranggapan bahwa Candi Pawon merupakan upa angga, yang berarti bagian dari Candi Borobudur. Pendapat senada mengatakan bahwa candi ini adalah pintu gerbang Borobudur, difungsikan sebagai tempat umat Buddha membersihkan badan dan pikiran dari kekotoran batin.
Eratnya keterikatan antara Mendut-Pawon-Borobudur juga masih bisa dilihat hingga saat ini. Saat pelaksanaan ritual Waisak, umat Buddha biasanya mengawali prosesinya dari candi yang paling timur. Dimulai dari Candi Mendut, melalui Candi Pawon untuk selanjutnya klimaks di Candi Borobudur.
Sejarah, Asal-usul Nama & Penemuan
Candi Pawon adalah salah satu peninggalan masa klasik bercorak Buddha. Belum ada data-data kuat yang memastikan kapan dibangunnya candi ini. Sejauh ini hanya ada perkiraan bahwa pembangunan candi dilakukan pada masa Wangsa Syailendra pada kisaran abad ke-8 - ke-9 Masehi.
J.G. de Casparis berpendapat, candi ini adalah tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782-812 M), ayah Raja Samaratungga (792-835 M). Di ruangan candi diduga semula terdapat Arca Bodhisattva, sebagai penghormatan pada Raja Indra yang dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva.
Perihal namanya, Casparis menafsirkan bahwa istilah "pawon" berasal dari "awu" yang berarti "abu". Kata tersebut mendapatkan awalan pa- dan akhiran -an untuk menunjukkan suatu tempat. Sementara itu dalam bahasa Jawa sehari-hari istilah pawon lazim dimaknai sebagai "dapur".
Warga setempat juga menyebutnya Candi Brajanalan, karena lokasinya di Dusun Brojonalan. Istilah Brajanalan bisa jadi berasal dari bahasa Sanskerta, vajra (halilintar) dan anala (api). Prasasti Karang Tengah menyebutkan bahwa arca Bodhisattva dalam ruangan candi mengeluarkan vajra (sinar).
Dalam sejarahnya, Candi Pawon ditemukan pertama kalinya pada akhir abad ke-19. Candi ini ditemukan dalam keadaan rusak dan tertimbun semak belukar. Perbaikan awal dilakukan tahun 1903, sedangkan pemugaran dilakukan sejak tahun 1897-1904. Van Erp melanjutkannya pada tahun 1908.
Arsitektur Candi Pawon di Magelang
Berbeda dengan Candi Borobudur yang tambun, bentuk Candi Pawon ini ramping. Terbuat dari batuan andesit dalam denah bujur sangkar. Panjang sisinya 10 m dan tingginya 13,3 m. Candi ini menghadap ke arah barat dan memiliki satu bilik berukuran 2,65 m x 2,64 m dan tinggi 5,20 m.
Secara arsitektural, bangunan candi terbagi menjadi tiga bagian, kaki, tubuh dan atap candi. Batur (kaki) setinggi 1,5 m berhias ornamen-ornamen bunga dan sulur-suluran. Tubuh candi dihiasi dengan arca-arca Bodhisattva. Sementara itu, pada bagian atap candinya terdapat stupa.
Pintu masuknya berada di sebelah barat dengan anak tangga berhias makara. Dan, pada ambang atas pintu masuk terdapat hiasan kala. Atap candi ini bentuknya persegi bersusun dengan hiasan stupa-stupa kecil di setiap sisinya. Stupa yang lebih besar ditempatkan di puncaknya.
Di bawah relief kala yang berada di atas pintu masuk, ada juga relief Kuwera (Dewa Kekayaan) dalam posisi berdiri. Dinding utara dan selatan dihiasi oleh relief yang sama, yakni komposisi relief yang menggambarkan Kinara dan Kinari (makhluk berkepala manusia berbadan burung).
Relief Kinara dan Kinari digambarkan sedang berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh dalam jambangan. Di bagian atasnya terdapat sepasang manusia yang sedang terbang. Pada bagian atas dinding juga ada sepasang jendela ventilasi dengan pahatan kumuda di antara keduanya.
Fasilitas Wisata & Harga Tiket Masuk
Dalam hal wisata, fasilitas Candi Pawon tidaklah selengkap Candi Borobudur. Meski demikian, bukan berarti tidak ada fasilitas sama sekali. Di sekitar candi terdapat area parkir, toilet atau kamar mandi serta warung penjual makanan dan minuman. Harga tiketnya sebagai berikut:
Keterangan | Harga |
---|---|
Tiket Masuk | IDR 10K |
Parkir Roda 2 | IDR 2K |
Parkir Roda 4 | IDR 5K |
Note: harga tiket masuk dalam daftar tidak selalu akurat, bisa berubah sewaktu-waktu
Rute Lokasi Candi Pawon di Magelang
Candi ini berada di Dusun Brojonalan, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Lokasinya berjarak sekitar 40 km dari Yogyakarta atau kurang lebih 1 jam berkendara. 16 km jika berangkat dari Kota Magelang atau sekira 25 menit berkendara. Lihat Peta.