Danau Ranu Kumbolo. Gunung Semeru di Jawa Timur merupakan primadona di kalangan para pendaki. Sebuah mahakarya alam eksotis, luar dan dalam. Sarat dengan peluh keringat kegembiraan, sementara di kedalamannya tersimpan keheningan spiritual yang menampung ragam keyakinan.
Citra Semeru sedemikian kuat memicu rasa takjub. Setiap bagian senantiasa memanjakan pecintanya. Adapun Ranu Kumbolo merupakan salah satu bagian Semeru yang paling diingat oleh mereka. Tentang keindahan panoramanya, atau tentang riuh bahagia yang terselip dalam ketenangan airnya.
Danau seluas 15 hektare di kaki Gunung Semeru ini seolah menjadi tempat wajib bagi pendaki gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut. Tempat mereka melepas lelah setelah kurang lebih 4 jam perjalanan dari Ranupani. Di tepinya, mereka mendirikan tenda melalui malam hingga fajar menyapa.
Dalam nuansa tenang yang mendominasinya, Danau Ranu Kumbolo Semeru telah menjadi saksi jutaan kekaguman pecinta alam Indonesia. Setidaknya sekali seumur hidup, jadilah satu di antara mereka. Sebelum mantab untuk berangkat, sebagai bekal informasi lanjutkan dulu membaca artikel ini.
Hiking: Ranu Pani ke Ranu Kumbolo
Ranu Pani (Ranu Pane) merupakan desa terakhir di kaki Gunung Semeru yang sekaligus sebagai titik keberangkatan pendakian Semeru. Jauh-jauh hari, sobat harus melakukan registrasi online di situs resminya serta sudah mendapatkan Surat Keterangan Sehat sebagai syarat wajib pendakian Semeru.
Perjalanan bisa Anda mulai setelah sobat menyelesaikan segala bentuk administrasi pendakian, termasuk briefing kurang lebih 15 menit di Ranu Pani. Tugu Selamat Datang menjadi penanda keberangkatan, memasuki kawasan hutan melalui jalan setapak berliku panjang, namun tidak terlalu menanjak.
Nikmatilah apa yang tersaji di sepanjang jarak kurang lebih 12 kilometer. Menyusuri lereng perbukitan, lanskap keindahan selalu tersaji di sisi kiri. Kombinasi lembah dan bukit-bukit benar-benar memanjakan mata. Terdapat 4 pos yang harus Anda lalui, jika beruntung bisa mendapati penjual makanan dan minuman.
Tanjakan berarti akan menguji selepas Pos 3. Adapun ketika hampir tiba di Pos 4, lanskap Danau Ranukumbolo sudah menyambut dengan kecantikan alam berlatar hijau perbukitan. Sejauh pengalaman penulis, pemandangan danau dari ketinggian sudah mampu meluluhlantakkan segala kelelahan.
{next}Aturan Camping di Ranu Kumbolo
Terdapat dua tempat yang tersedia untuk mendirikan tenda, yakni di savana di bawah pos 4 dan di dekat shelter. Yang terakhir inilah yang biasanya ramai karena ada fasilitas warung dan toilet. Di larang mendirikan tenda selain di dua area tersebut karena terdapat sejumlah area tertentu yang disakralkan.
Pastikan mendirikan tenda setidaknya dalam jarak melebih 15 meter dari bibir danau. Jika ingin mencuci alat-alat makan atau yang lainnya, silahkan mengambil air di dalam botol air mineral untuk kemudian menjauh sekitar 15 meter dari bibir danau. Sisa makanan bisa di pendam dengan menggali tanah.
Aturan serupa juga berlaku ketika Anda ingin mandi dan buang air. Setidaknya 15 meter menjauh dari bibir danau. Jika ingin mudah, bisa menggunakan fasilitas toilet yang sudah tersedia. Di larang keras mandi di danau karena suhu airnya ekstrim, pernah ada korban sepasang pengantin di tahun 2005.
Aturan lain yang harus sobat perhatikan adalah larangan membuat api unggun. Ini karena semakin menipisnya stok kayu dan pepohonan di sekitar Danau Ranu Kumbolo. Dalam satu hari, jumlah pendaki Semeru mencapai ratusan orang. Terbayang jika masing-masing tenda pendaki menyalakan api unggun.
{next}Mitos Danau Ranu kumbolo Semeru
Alam Semeru sangat disakralkan, terutama bagi pemeluk agama Hindu. Bahkan bagi orang Bali, Gunung Mahameru mereka yakini sebagai Bapak Gunung Agung di Pulau Bali. Selebihnya, ada kepercayaan tentang Gunung Meru, tempat bersemayamnya dewa-dewa sebagai penghubung bumi dan kayangan.
Baik orang Jawa maupun orang Bali masih menganggap gunung ini dan segala yang menjadi bagiannya sebagai kediaman Dewata, Hyang dan makhluk halus. Dari keyakinan-keyakinan tersebut banyak mitos-mitos yang menyelimuti Gunung Semeru, tidak terkecuali di area Danau Ranukumbolo.
Beberapa mitos yang berkembang, salah satunya adalah tentang kesucian air danau yang hingga kini masih berfungsi sebagai sarana ritual suci keagamaan. Hal ini juga yang menjadi pertimbangan pelarangan mandi di danau, termasuk persyaratan untuk mencuci atau apapun yang memanfaatkan air.
Selain itu, ada juga mitos tentang Tanjakan Cinta dengan kemiringan 45 derajat di sekitar Shelter di sebelah barat. Mitos yang berkembang adalah tentang siapa saja yang terus berjalan naik sambil memikirkan kekasih hatinya tanpa menoleh ke belakang akan mendapatkan akhir cinta yang bahagia.
Mitos lain adalah tentang ikan mas yang ada di Danau Ranu Kumbolo yang diyakini sebagai jelmaan dewi penunggu danau. Konon, dewi tersebut menampakkan diri berkebaya kuning dan penandanya adalah kepulan asap saat bulan purnama. Dari mitos ini, muncul larangan memancing di danau ini.
Apapun pendapat sobat tentang mitos di Ranu Kumbolo. Percaya ataupun tidak, siapapun sangat perlu untuk menghormati dan menaati aturan-aturan yang telah ada. Lagi pula, dengan adanya batasan aktivitas yang berhubungan dengan air danau juga berguna untuk menjaga keasrian dan keindahannya.
Demikianlah beberapa hal terkait Ranu Kumbolo, danau ikonik nan indah di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Peta lokasinya, Di sini. Jika durasi wisata sobat kali ini panjang, bisa juga melanjutkan wisata di Gunung Bromo atau pertimbangkan juga Wisata Alam di Batu. Selamat bertualang alam!!