Beranda
Bali
Budaya
Danau
Destinasi Wisata
Tabanan
Pura Ulun Danu Beratan Bali: Sejarah, Daya Tarik & Harga Tiket

Pura Ulun Danu Beratan. Tentu, Bali tetap sebagai primadona pariwisata Indonesia. Tempat di mana semua orang punya banyak alasan untuk betah berlama-lama. Yang pasti, Bali bukan hanya tentang pantai yang sibuk dengan hiruk-pikuk pelancong dunia.

Pulau Dewata Bali juga tentang nuansa ketenangan melalui harmoni alam yang berpadu dengan kedalaman budaya dan kesejarahannya. Pura Ulun Danu Beratan di Kawasan Wisata Bedugul Bali merupakan salah satu tempat yang benar-benar mewakili hal itu.

Daya Tarik dan Aktivitas Wisata

Pura Ulun Danu Bratan merupakan kompleks candi air yang berada di tepian Danau Beratan dan termasuk satu di antara sembilan pura kahyangan jagat yang mengelilingi Bali. Ini berarti juga termasuk sebagai pura terpenting bagi masyarakat Hindu Bali.

Danau Beratan sendiri dikenal sebagai "gunung suci" di kawasan yang sangat subur pada ketinggian 1.200 mdpl. Selain penting bagi sisi religiusitas, secara keseluruhan kawasan ini juga penting bagi irigasi khas Bali, yakni Subak.

Bagi pecinta keindahan, Bedugul Bali merupakan kawasan wisata dengan kemolekan alam yang benar-benar sempurna. Kawasan indah ini luas dan mencakup setidaknya 5 desa, yakni desa Bedugul, Candikuning, Pancasari, Pacung dan Wanagiri.

Memadukan ketenangan danau dengan lanskap pegunungan Bali. Terkhusus obyek utamanya, Pura Ulun Danu Beratan. Estetika adalah sesuatu yang teramat dimanjakan dalam hal ini. Jadi, lanjutkan membaca untuk memahami budaya dan sejarahnya.

Ketika liburan ke Bali dan berkunjung ke Pura Ulun Danu Beratan, bisa dipastikan Anda benar-benar sibuk mengingat banyaknya aktivitas yang bisa Anda lakukan. Hanya saja, sejenak terpesona akan keindahan alam dan budaya adalah ide yang sempurna.

Lihat dan hayati sekeliling dan jujurlah bahwa sudah semestinya Anda bersyukur mendapat kesempatan menikmati alam budaya semolek ini. Mengamati tiap sudut keindahan. Merasakan sejuk udara, mengagumi budaya. Atau, tenggelam dalam nuansa religiusitas yang ada.

Seperti halnya obyek wisata umumnya, Pura Ulun Danu juga memungkinkan setiap pengunjung lebih manja menikmati liburan mereka. Anda bisa berwisata air. Mengarungi danau nan eksotik ini menggunakan speed boat, pedal boat, ataupun jukung yang lebih tradisional.

Suka memancing? Memancinglah sembari menunggu anggota wisata lain berbahagia dengan cara mereka. Di kompleks wisata Pura Ulun Danu Beratan, wisatawan juga bisa menikmati pengalaman lain dengan mengabadikan keberadaan bersama aneka fauna eksotis.

Layanan foto profesional dengan senang hati melayani setiap pengunjung untuk berfoto. Bersama Albino, Python, Chameleon, Eagle, Big Hornbill, Owls dan lain sebagainya. Apabila beruntung, Anda juga akan melihat kawanan rusa di kawasan wisata ini.

{next}

Sejarah Pura Ulun Danu Beratan

Merujuk pada lontar babad Mengwi. Jejak arkeologi yang ada di halaman depan Pura Ulun Danu Bedugul berupa sarkofagus dan papan batu. Hal ini mengisyaratkan lokasi ini telah berfungsi sebagai tempat ritual sejak zaman Megalitikum atau sekitar 500 SM.

Kedua artefak tersebut berada di bagian babaturan (halaman depan Pura). Selanjutnya, sebelum mendirikan Pura Taman Ayun. I Gusti Agung Putu sebagai pendiri Kerajaan Mengwi, terlebih dahulu membangun Pura di ujung Danau Beratan.

Sejauh ini tidak ada penjelasan dalam babad Mengwi mengenai kapan tepatnya pembangunan Pura Ulun Danu. Penjelasan yang ada lebih pada pendirian Pura Taman Ayun dengan upacaranya pada hari Anggara Kliwon Medangsia, tahun Saka 1556 (1634 Masehi).

Terdapat kemungkinan bahwa Pura di Danau Beratan ada sebelum tahun Saka 1556. Konon, sejak Pura ini berdiri, Kerajaan Mengwi menjadi tentram dan sejahtera. Sehingga masyarakat menjuluki I Gusti Agung Putu sebagai "I Gusti Agung Sakti".

Keberadaan kompleks candi air ini di empon oleh empat satakan dari desa-desa di sekitarnya. Desa tersebut di antaranya Candikuning (5 Bendesa Adat), Bangah (3 Bendesa Adat), Antapan (4 Bendesa Adat), dan Baturiti (6 Bendesa Adat).

Bersama pemerintah daerah, Desa Adat setempat telah mengelola kompleks pura ini selama bertahun-tahun. Pura ini berfungsi sebagai tempat umat Hindu untuk menghadap Tuhan dalam manifestasi Tri Murti (Brahma, Wisnu dan Siwa).

Dalam hal ini, pengharapan umat Hindu adalah kesuburan tanah, kemakmuran, kesejahteraan manusia. Tidak terkecuali kelestarian alam semesta. Pura Ulun Danu Beratan meliputi lima Pura dan satu buah Stupa Buddha. Berikut ini rinciannya:

Pura Penataran Agung

Pura ini bisa dilihat ketika melewati Candi Bentar saat menuju Beratan. Tempat memuja kebesaran Tuhan dalam manifestasi-Nya sebagai Tri Purusha Siwa (Siwa, Sada Siwa, Parama Siwa). Pemujaan untuk memohon anugerah kesuburan, kemakmuran, kesejahteraan manusia, serta keseimbangan alam semesta.

Pura Dalem Purwa

Di dalamnya ada 3 pelinggih utama. Pertama, Pelinggih Dalem Purwa untuk memuja Dewi Durga dan Dewa Rudra sebagai sumber kemakmuran. Kedua, Bale Murda Manik (Bale Pemaruman) digunakan untuk parum atau rapat.

Adapun pelinggih yang ketiga, Bale Panjang menjadi tempat meletakkan sarana persembahan upacara. Semua Pelinggih menghadap ke arah timur di tepi selatan Danau Beratan.

Pura Taman Beji

Digunakan untuk melakukan upacara Ngebejiang, yakni ritual penyucian sarana upacara dengan memohon tirta (air suci). Juga merupakan tempat melaksanakan Upacara Melasti. Sebuah ritual pembersihan dan penyucian umat Hindu Bali, khususnya bagi masyarakat di sekitar Danau Beratan.

Pura Lingga Petak

Pura inilah yang sering disebut sebagai Pura Ulun Danu Bratan dan dipercaya sebagai sumber utama air kesuburan Danau Beratan. Di dalamnya terdapat sebuah sumur suci dan keramat yang menyimpan Tirta Ulun Danu (Air Suci Ulun Danu).

Selebihnya, di Pura ini juga bisa didapati Lingga berwarna putih yang diapit oleh batu merah dan batu hitam. Ada juga 2 Pelinggih, yakni Pelinggih Meru Tumpang Solas dan Pelinggih Meru Tumpang Telu.

Pura Prajapati

Pura yang berada di bawah pohon beringin ini difungsikan sebagai tempat beristananya Dewi Durga. Menghadap ke arah barat dan menjadi Pura yang pertama kali dilihat setelah melewati pembelian tiket masuk. Sebelum masuk ke area Danau Beratan.

Stupa Buddha

Keberadaan sebuah Stupa Buddha adalah wujud keselarasan hidup beragama. Di kompleks Pura Ulun Danu Bratan, Stupa Buddha menghadap ke arah selatan dan berada diluar area utama kompleks.

{next}

Fasilitas, Akomodasi dan Jam Buka

Sebagai salah satu obyek wisata terpopuler di Pulau Bali, Pura Ulun Danu Bratan memiliki fasilitas yang sangat memadai. Telah terdapat fasilitas penunjang aktivitas berupa speed boat, pedal boat dan perahu tradisional yang biasa disebut Jukung.

Di dalam kawasan tempat wisata ini juga tersedia dua tempat makan yang menyajikan hidangan Barat, China dan Indonesia dengan harga yang bersahabat. Untuk fasilitas lain yang lebih lengkap, terutama tersedia di satu area parkir yang sangat luas.

Di area tersebut terdapat beragam fasilitas untuk kebutuhan dasar. Termasuk toilet, tempat makan dan minuman, ATM, serta pusat oleh-oleh dan suvenir khas Bali. Jika ingin menginap, ada banyak akomodasi berupa vila dan hotel di sekitar kawasan Bedugul.

Harga Tiket Pura Ulun Danu Beratan

KeteranganHarga
Anak-anak (domestik/lokal Bali)Rp 20.000 (weekday)
Rp 20.000 (weekend)
Dewasa (domestik)Rp 40.000 (weekday)
Rp 50.000 (weekend)
Dewasa (lokal Bali)Rp 30.000 (weekday)
Rp 30.000 (weekend)
Anak-anak (mancanegara)Rp 50.000
Dewasa (mancanegara)Rp 75.000
Parkir MotorRp 3.000
Parkir MobilRp 5.000
Parkir BusRp 10.000
Note: harga tiket Pura Ulun Danu Bratan yang tersebut dalam daftar di atas tidak selalu akurat karena bisa berubah sewaktu-waktu. Info di atas diperbarui 30 Oktober 2023

Rute Lokasi Danau Beratan Bedugul

Pura Ulun Danu Bratan terletak sekitar 45 km dari Tabanan. Jika dari Denpasar jaraknya berkisar 56 km atau 70 km dari Kuta. Baik dari Kuta maupun Denpasar rutenya kurang lebih sama. Anda bisa melalui Jl Denpasar - Singaraja, Jalan Raya Denpasar, atau melalui Jl I Gusti Ngurah Rai.

Durasi dari Kawasan Wisata Kuta kurang lebih 2 jam, dan dari Denpasar berkisar 1,5 jam berkendara. Adapun jika berangkat dari Singaraja, butuh waktu kurang lebih 1 jam berkendara. Bisa melalui Jalan Raya Bedugul-Singaraja ataupun Jalan Singaraja-Gilimanuk. Lihat Peta.