Beranda
Destinasi Wisata
Gunung
Lombok
NTB
Gunung Rinjani Lombok - Daya Tarik, Pendakian, dan Legenda

Pulau Lombok, NTB adalah salah satu pulau tercantik di Indonesia. Selain Kepulauan Gili yang menghiasi sisi luar serta border pantai-pantai indah yang membatasi darat dan laut, Lombok juga tentang Gunung Rinjani yang mendominasi sebagian besar pemandangannya.

Rinjani merupakan pasak alam yang dengan segala bentang alamnya diamini jutaan pencinta alam sebagai gunung tereksotik di Indonesia. Sebagai bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani, gunung ini berdiri kokoh pada ketinggian mencapai 3.726 meter di atas permukaan laut.

Rinjani tampil di peringkat 6 dari 10 gunung tertinggi di Indonesia atau gunung api tertinggi kedua setelah Gunung Kerinci (3.805 mdpl) di Pengunungan Bukit Barisan, Sumatera. TN. Gunung Rinjani sendiri luasnya 41.330 ha disusul penambahan 76.000 ha ke arah barat dan arah timur.

Daya Tarik Gunung Rinjani Lombok

Bagi para pendaki, Rinjani telah lama menjadi cita-cita atau akan senantiasa dirindukan bagi mereka yang pernah bermanja dalam kemolekan alamnya. Selain Gunung Semeru di Jawa Timur, bisa jadi Gunung Rinjani adalah yang paling populer dalam hal pendakian di Indonesia.

Lanskap alam yang tersaji telah menempatkan Rinjani sebagai gunung paling menawan. Terhitung sejak 1847, gejolak alam telah membuatnya meletus 7 kali. Selanjutnya, keunikan topografi pun tercipta, harmoni terutama melalui kaldera yang memanjang ke arah timur dan barat.

Di kaldera itulah letak Segara Anak, danau di atas ketinggian 2.000 mdpl lebih seluas 1.100 ha berkedalaman 230 m. Nama Segara Anak (anak laut) merujuk citra warna biru airnya yang mengingatkan danau laut. Di sisi timur, Anak Gunung Rinjani seolah muncul ke permukaan.

Anak Gunung Rinjani atau yang juga terkenal dengan nama Gunung Baru Jari adalah volcano dengan dua sumber air panas di sekitarnya, Aik Kalak dan Goa Susu. Di antara keduanya, Goa Susu lebih terkenal sebagai sauna alami tempat berendam favorit para pendaki di malam hari.

Pada akhirnya, puncaklah yang tetap menjadi primadona. Meski untuk mencapainya tidak mudah, Puncak Rinjani adalah tujuan utama sebagian besar pendaki seluruh dunia. Jika sobat ingin mendaki Rinjani, pendakian besar-besaran biasa terjadi pada bulan Juli-Agustus di setiap tahun.

Setidaknya sejak 2016, Rinjani masuk dalam daftar permohonan penetapan status sebagai Taman Bumi Global (Global Geopark) UNESCO. Keberadaan gunung ini juga yang menjadi alasan Nusa Tenggara Barat menjadi tuan rumah Asia Pasific Geopark Networks Symposium 2019.

{next}

Perihal Pendakian Gunung Rinjani

Animo pecinta alam pada pendakian Rinjani sangat besar. Jumlah kunjungan cenderung meningkat setiap tahun. Antara Juli hingga Agustus, jumlah tersebut semakin meningkat. Terutama di pertengahan Agustus yang bertepatan dengan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.

Puncak Rinjani dan Danau Segara Anak adalah tujuan utama. Saat HUT Kemerdekaan RI, biasanya ada kegiatan "Tapak Rinjani" yang terselenggara rutin tiap tahun oleh salah satu kelompok pecinta alam di Lombok. Mereka bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani.

Rute pendakian umumnya melalui Sembalun dan mengakhiri pendakian di Senaru. Meski dari Sembalun terbilang panjang, tapi rute ini menghemat 700 m ketinggian. Lebih datar, namun lebih panas karena melalui padang savana sehingga berhadapan langsung dengan radiasi matahari.

Jika naik menggunakan rute Desa Senaru, lebih sejuk karena menembus hutan tapi menanjak tanpa jeda. Baik dari Sembalun maupun Senaru, setidaknya butuh sekitar 7 jam untuk sampai di bibir punggungan berketinggian 2.641 mdpl, tiba di Plawangan Sembalun atau Plawangan Senaru.

Jika mendaki dari Senaru, dari Plawangan Senaru menuju ke danau harus melalui dinding curam ke ketinggian 2.000 mdpl dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Di sekitar Segara Anakan ini, para pendaki umumnya berkemah. Masyarakat Lombok juga sering datang untuk memancing ikan.

Dari Danau ke puncak harus mendaki dinding barat (700 m) dan menaiki punggungan (1000 m). Perjalanan ditempuh 2 tahap, 3 jam dan 4 jam. Awalnya menuju Plawangan Sembalun dan menunggu pagi. Pendakian ke puncak, biasa dimulai pukul 3 dini hari agar mendapat sunrise di puncak.

Medan menuju puncak sangat menantang karena meniti bibir kawah dengan setengah langkah turun, terperosok batuan kerikil. Perjuangan berat, terutama pada 200 meter ketinggian terakhir. Setelahnya, segala jerih payah akan terbayar lunas oleh keindahan yang menakjubkan.

Pendakian Rinjani tidak memerlukan alat bantu, siapkan saja gairah serta kesabaran mendaki. Secara keseluruhan, pendakian Gunung Rinjani butuh tiga hari dua malam. Bisa lebih dari itu jika Anda juga mengunjungi Goa Susu dan Gunung Baru Jari. Pastikan saja logistik cukup.

{next}

Mitos dan Legenda Asal-Usul Rinjani

Gunung-gunung di Indonesia umumnya sarati dengan mitos dan legenda, tidak terkecuali Gunung Rinjani. Meski tidak kejelasan hubungannya, menurut cerita rakyat Lombok, Gunung Rinjani cukup terkait dengan legenda Dewi Anjani yang bertapa dan kemudian melahirkan Hanoman.

Versi lain perihal Dewi Anjani, ia lahir dari perkawinan Suku Sasak dengan Jin dan masih keturunan Raja Selaparang. Hingga kini masyarakat sering mengadakan upacara melarung emas bentuk ikan di Danau Segara Anak demi menghormati Dewi Anjani dan berharap ketentraman hidup.

Legenda lain yang populer sehubungan dengan asal-usul nama Rinjani adalah kisah Raja Datu Tuan dengan permaisurinya, Dewi Mas. Ia adalah raja bijaksana dengan kehidupan kerajaan yang damai, aman dan tentram. Satu yang membuatnya bersedih, ia tidak memiliki keturunan.

Dengan persetujuan Dewi Mas, raja memutuskan menikah lagi demi mendapatkan anak. Raja akhirnya meminang Sunggar Tutul, putri dari Patih Aur. Karena raja lebih banyak menghabiskan waktu dengan istri muda, perhatiannya ke Dewi Mas pun berkurang, namun ia tetap bersabar.

Kesabaran Dewi Mas akhirnya mendapat balasan dari Yang Maha Kuasa, ia mengandung. Tapi, istri muda tidak suka berita kehamilan itu. Ia pun memfitnah dan mengatakan kehamilan itu adalah hasil hubungan gelap Dewi Mas dengan Lok Deos. Raja murka dan mengusir Dewi Mas.

Bersama pengiringnya, Dewi Mas bermukim di sebuah Gili lalu pindah ke Bali. Ia akhirnya melahirkan dua bayi kembar penuh keajaiban. Bayi laki-laki lahir dengan sebilah keris, namanya Raden Nuna Putra Janjak. Bayi perempuan lahir dengan anak panah, namanya Dewi Rinjani.

Ketika keduanya beranjak dewasa, Dewi Mas menceritakan kisahnya. Raden Nuna Putra Janjak marah. Ia pergi ke Lombok berhadapan dengan Raja Datu Tuan. Ketika keduanya hendak bertarung, tiba-tiba ada suara dari langit yang memberitahukan Raden Nuna adalah anak kandung Datu Tuan.

Raja Datu Tuan menyesal dan menjemput Dewi Mas ke Bali. Singkat cerita, Raden Nuna menjadi raja. Adapun Datu Tuan menyepi dan bersemedi di puncak gunung bersama Dewi Rinjani. Oleh para jin, Dewi Rinjani diangkat menjadi ratu dan namanya diabadikan sebagai nama gunungnya.